bintoyo.desa.id - Rembuk stunting diadakan untuk memberikan wawasan kepada ibu hamil agar bayi yang dilahirkan dapat tumbuh dengan baik. Stunting dapat dicegah sejak masa kehamilan. Kegiatan yang diadakan di Balai Desa Bintoyo ini dihadiri oleh Kepala Desa Bintoyo beserta ibu dan bidan Desa Bintoyo.
Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga perawakan balita menjadi kerdil atau sangat pendek. Bagaimana kita tahu seorang anak terkena stunting? Berdasarkan standar WHO, pertumbuhan anak berusia 0-5 tahun dikatakan mengalami stunting bila di bawah -2 standar deviasi grafik pertumbuhan anak dan disebut stunting berat bila di bawah -3.
Penyebab stunting akan selalu dikaitkan dengan kekurangan gizi kronis pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Namun sebenarnya ancaman stunting sudah dimulai ketika seorang remaja putri yang kemudian menjadi ibu mengalami kekurangan gizi lantas menderita anemia berkepanjangan. Kondisi ini bisa memburuk ketika pola makan anaknya begitu buruk dan ketika sanitasi dan kebersihan tidak memadai.
Menurut WHO, dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek, misalnya, anak menjadi sering sakit karena daya tahan tubuhnya yang lemah dan perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak tidak optimal.
Sementara dampak stunting dalam jangka panjang meliputi: postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya), meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya, dan menurunnya kesehatan reproduksi. Karena pertumbuhan otak yang terganggu, prestasi belajar anak stunting pada masa sekolah juga tidak optimal, begitu juga produktivitas kerjanya kelak.
Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Penuhi juga nutrisi yang baik selama masa kehamilan, antara lain dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup. Ibu hamil juga haru menghindari zat-zat berbahaya, seperti asap rokok.